Kamis, 14 Juni 2018

Drama Minggu Pagi di Pantai Lengkong Cilacap

Pesan whatsapp di smartphone milikku tiba-tiba berbunyi, meski waktu Imsak baru saja terdengar dari masjid seberang. Sebuah pesan dari teman penyuka fotografi! Berisi ajakan hunting foto di pantai Lengkong Cilacap. Kebetulan minggu pagi waktuku untuk antar jemput anak-anak sekolah juga libur, jadi aku iyakan saja pesan ajakan hunting tersebut dengan senang hati.
Bermain bola
Pantai Lengkong sendiri merupakan pantai yang berada di deretan pantai bagian utara Cilacap. Dari pantai Teluk Penyu Cilacap sekitar 7 km jaraknya. Di pantai Lengkong ini tidak terdapat tanggul-tanggul pemecah ombak seperti di pantai Teluk Penyu. Jadi ombak relatif lebih besar dan bibir pantai cenderung lebih tajam kedalamannya. Tidak seperti di Teluk Penyu yang cenderung landai.

Pantai Teluk Penyu Cilacap terdapat tanggul-tanggul pemecah ombak dikarenakan di sepanjang bibir pantai terdapat pipa-pipa untuk transfer minyak mentah dari tangki-tangki Pertamina di areal 70 Cilacap menuju unit pengolahannya di Kilang Pertamina Lomanis Cilacap.

Berbeda dengan pantai Lengkong, disini ombak relatif lebih besar dan memanjang sepanjang pantai karena tidak terdapat tanggul-tanggul pemecah dan pemutus rangkaian ombak. 

Perjalanan dari rumah yang berada di Teluk Penyu ke pantai Lengkong hanya membutuhkan waktu 15 menit, menggunakan sepeda motor. Meskipun masih cukup gelap, tapi pagi ini pantai sudah ramai oleh pengunjung. 
Candi pasir
Teman-teman juga terlihat sudah menunggu di sembari duduk di atas sepeda motornya. Sesaat setelah sedikit ngobrol, kami pun memulai hunting dengan membaur bersama pengunjung pantai lainnya.

Namanya juga berburu foto landscape dan human interest, kami bertiga pun berpisah satu sama lain dan asyik dengan view masing-masing. Aku asyik membidik anak-anak yang sedang bermain bola dengan latar belakang unit PLTU Karangkandri Cilacap. Selain beberapa remaja yang asyik bermain bola sepak, terlihat juga anak-anak bermain pasir laut yang dibuat menjadi candi pasir.
Mereka yang bersiap melaut
Ada yang sekedar berjalan-jalan saja di pantai atau ada juga yang hanya sekedar berdiri menatap ombak dan sejuknya udara pagi di pantai. Beberapa nelayan juga terlihat ada yang bersiap melaut dan ada juga yang hanya sekedar memantau cuaca dan ombak laut.

Awal drama minggu pagi ini!

Terlihat beberapa nelayan tetap bersiap melaut meskipun ombak sedang menunjukkan ketinggiannya dan bergulung-gulung ganas. Beberapa perahu ada yang sudah terlihat berjuang melawan ganasnya ombak, tapi ada juga yang baru bersiap berangkat. Beberapa foto sempat aku abadikan saat sebuah perahu bersiap melaut dengan beberapa nelayan dan perlengkapannya.

Setelah beberapa foto berhasil aku dapatkan, tiba-tiba perhatianku dan pengunjung lain tertuju pada sebuah perahu yang sudah berada di antara gulungan ombak. Perahu itu terlihat terombang-ambing tak berdaya terbentur gulungan ombak. Kru perahu juga nampak berjuang membuang air laut yang terus memenuhi lambung perahu.

Posisi perahu semual di ombak yang di tengah
Teriakan panik nelayan yang masih di darat membuat aku juga ikut gelisah melihat perahu tersebut justru semakin tenggelam. Tiga orang kru perahu terlihat sudah berada di luar perahu dan terus berpegangan pada bagian perahu. Nelayan-nelayan itu meskipun kenyang asam garam melaut, namun mereka tetap terlihat panik dihantam ombak terus-menerus di tengah pusaran ombak.

Mungkin Tuhan masih memberikan kehidupan untuk mereka, dan keberuntungan masih menyertai ketiga kru perahu tersebut. Meskipun perahu tenggelam karena dipenuhi air, tapi perlahan-lahan ombak membawa perahu bersama nelayan tersebut menepi hingga lemparan tali penolong dari nelayan lain bisa mereka raih.

Akhirnya perahu bisa selamat ditarik ke tepian
Mereka bukan teman dan juga bukan bagian dari keluarga, tapi melihat mereka nelayan yang selamat, rasanya lega dan sejenak berucap rasa syukur menyaksikannya. Setidaknya tidak ada yang sampai harus kehilangan anggota keluarga.

Gotong royong menepikan perahu
Sesaat setelah perahu menepi dan berhasil dikuasai nelayan lain. Air di dalam lambung perahu segera dikosongkan, kemudian diambilah sebuah gerobak untuk membawa perahu ke tepi pantai untuk disandarkan.

4 komentar:

  1. Hehe, itu bukan "drama" mas namanya, tapi insiden :) Kirain kamu cekcok sama temen kamu.

    Sudah naluri setiap manusia untuk bisa ikut bahagia atas kebahagiaan manusia lainnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, iya Mas. Judulnya kurang tepat yah..

      Hapus
  2. Waktunya tepat mas.
    Salut sama para nelayan yang saling membahu untuk menyelamatkan perahu. Ombak di selatan memang benar-benar besar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mas, temen yang pakai lensa 250mm bisa ambil gambar waktu perahu agak jumping melewati tingginya ombak.

      Hapus